Thursday, December 02, 2010

Hidup yang Bergema -Jim Elliot

Di manapun engkau berada, letakkanlah hatimu di sana.
Jalanilah sepenuhnya setiap keadaan yang
kau yakini sebagai kehendak Allah - Jim Elliot




Kehidupan dan kematian Jim Elliot adalah suatu kisah kesaksian tentang orang yang memiliki komitmen pada kehendak Allah. Ia selalu mencari, mengharapkan, menanti dan - yang terpenting - mentaati kehendak Allah.
Ia meninggal sebagai martir pada usia 28 tahun, dan buku-buku tentang kehidupan Elliot yang ditulis oleh istrinya, Elisabeth Elliot, telah memicu gelombang pengiriman ribuan penginjil ke ladang-ladang penginjilan dan menggelorakan api semangat pengabdian bagi Allah. Ia adalah seorang Kristen yang penuh dengan semangat, dan memusatkan perhatiannya hanya untuk menyenangkan hati Allah, bukannya manusia.
 "[Ia membuat] pelayan-pelayannya menjadi nyala api," Elliot menulis ketika ia masih kuliah di Wheaton College. "Dapatkah semangat saya terbakar? Tuhan, bebaskan saya dari keadaan seperti asbes yang tak mau menyala. Mengguyur saya dengan minyak dari Roh sehingga saya dapat terbakar. Namun nyala api itu bersifat sementara, biasanya berumur pendek. Dapatkah kamu menghadapi umur yang pendek ini - hai jiwaku? Di dalam diriku, berdiam roh dari Si Umur Pendek yang perkasa, cintanya kepada Allah telah menghanguskan-Nya."
Elliot adalah seorang penulis, pengkhotbah dan pengajar yang berbakat. Ia memiliki penampilan yang berwibawa ketika kuliah di Wheaton, bahkan menjadi bintang di lapangan gulat di mana ia menjadi juara.
Banyak sahabatnya yang yakin bahwa karunia rohani yang ada pada Elliot seharusnya diarahkan untuk membangun gereja di Amerika. Akan tetapi, Elliot hanya menghendaki kehendak Allah, bukannya kehendak manusia. Sesudah melalui masa-masa doa pribadi yang lama, Elliot merasakan panggilan Allah untuk melayani di luar negeri, khususnya di Amerika Selatan. "Mengapa ada yang perlu mendengar dua kali," katanya, "padahal yang lain belum pernah mendengar sekali?"
Melalui korespondensinya dengan seorang bekas misionaris ke Ekuador, terdengar berita tentang adanya suku - orang Aucas - yang masih belum terjangkau kabar penebusan Kristus. Ini mendorongnya untuk menentukan sasaran baru. Di musim dingin 1952, Elliot dan seorang teman yang mendapat visi yang sama berlayar dengan kapal barang menuju Amerika Selatan.
 
 ..Rekan seperjuangan yang menjadi martir.. 


Fokus kepada Ketaatan
Fokus Elliot kepada ketaatan atas kehendak Allah membawanya pada sikap yang disiplin dan agak unik terhadap Betty Howard, kekasihnya sejak di Wheaton. Mereka rindu menjadi suami-istri, akan tetapi Elliot berkeras untuk menunggu sampai mendapat kepastian bahwa itu memang rencana Allah.
Elisabeth dan Jim sama-sama mendapat panggilan sebagai misionaris ke Ekuador. Setelah hampir setahun sesudah kedatangan mereka di sana, akhirnya mereka menjalankan pertunangan. Tanggal 8 Oktober 1953, mereka menikah di Quito, Ekuador.
Sesudah pernikahan mereka, Elliot melanjutkan pelayanannya di tengah suku indian Quichua dan menyusun rencana untuk menjangkau suku Aucas.
Pada musim gugur 1955, pilot lembaga misionaris itu, Nate Saint, berhasil menemukan sebuah perkampungan suku Aucas. Pada bulan-bulan berikutnya, Elliot dan para misionaris yang lain menjatuhkan bungkusan hadiah-hadiah dari atas pesawat, berusaha untuk menarik hati suku yang masih ganas ini.     
Pada bulan Januari 1956, Elliot dan empat orang rekannya mendarat di tepi sungai Curaray, bagian timur Ekuador. Mereka berhasil mengadakan beberapa kali pertemuan yang bersahabat dengan suku yang sudah menewaskan banyak petugas dari perusahaan minyak Shell Oil.
Dua hari kemudian, 8 Januari 1956, kelima orang itu ditombak dan ditetak sampai mati oleh pejuang-pejuang suku Aucas. Majalah Life menyajikan artikel sepanjang sepuluh halaman tentang pelayanan dan kematian mereka.
"Mereka mempelajari kehidupan suku Aucas sambil melayani suku Quichua dan Jivaro bersama istri-istri mereka. Orang-orang Aucas selalu membunuh orang asing selama berabad-abad."
"Suku indian yang lainnya takut kepada mereka akan tetapi para misionaris ini nekat mendatangi mereka. Elliot berkata, 'Perintah bagi kami adalah: Injil bagi setiap makhluk.'"
Kehendak Allah yang Baik
Elliot ingin menjalankan kehendak Allah. Dan pencariannya ini berakhir dengan kematian, akan tetapi ini adalah kematian sebiji benih yang kemudian menghasilkan banyak buah bagi pekabaran injil.      
Banyak anggota suku Aucas akhirnya menerima Kristus sebagai Juruselamat mereka ketika Elisabeth Elliot dengan berani mendatangi dan membagikan Injil kepada suku yang telah membunuh suaminya itu. Buku tulisan Elisabeth, Shadow of The Almighty (Lindungan Sang Mahakuasa) dan Through Gates of Splendor (Melalui Gerbang Kemegahan), dengan penuh semangat menyampaikan tentang kuasa, keagungan dan kedaulatan Allah dalam menangani kehidupan suaminya.   
 
Mungkin anda tidak terpanggil untuk melayani di ladang penginjilan, akan tetapi setiap orang Kristen dipanggil untuk masuk ke dalam suatu pertualangan yang menyenangkan yaitu memahami dan menjalankan kehendak Allah. Inilah bagian yang menegangkan di dalam kehidupan kekristenan - mengalami Allah sebagai pusat dari setiap tindakan, pikiran dan perbuatan anda.
Apakah anda sedang mencari kehendak Allah bagi hidup anda? Inilah akar dari segala berkat - bagi keluarga, pekerjaan, keuangan, persahabatan, pelayanan dan kehidupan pribadi anda. Kehendak Allah adalah yang terbaik.     
Prosesnya tidak selalu mudah, akan tetapi Allah bersedia untuk mengungkapkan rencana-Nya kepada orang-orang yang menginginkan Dia lebih dari segalanya dan bersukacita di dalam Dia. Ini berarti anda perlu mengesampingkan rencana pribadi anda dan meminta Allah untuk "mengerjakan di dalam anda baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya" (lihat Filipi 2:13).     
Ada kalanya kita harus bersabar menunggu saat yang ditentukan Allah. Pasangan suami-istri Elliot menunggu sampai lima tahun sebelum mendapat keyakinan dari Allah bahwa sudah saatnya mereka masuk dalam ikatan pernikahan.     
Mendekatlah kepada Allah. Akuilah dan bertobatlah dari dosa-dosa. Tempatkan hati dan roh anda di dalam ketenangan, dan katakan kepada Allah bahwa keinginan anda hanya satu yaitu menjadi alat di tangan-Nya. Nantikanlah tanggapan-Nya lewat peristiwa-peristiwa, Firman-Nya, ataupun melalui nasehat dari saudara-saudara Kristen yang lebih dewasa secara rohani. Ia akan menyatakan kepada anda tentang apa yang dikehendaki-Nya, karena Ia mengasihi anda.     
Anda akan mampu untuk menjalani hidup "sampai ke titik yang paling mustahil" sejalan dengan pencarian dan ketaatan anda kepada kehendak Allah.. 
sumber : Cahaya Pengharapan

Yah! cerita yang sangat menarik. saya mempelajari bagaimana cinta yang berkobar untuk TUHAN dan proses pembelajaran yang sangattttt panjang... **seolah perjalanan yang tak berujung** dalam mengasihi TUHAN dan memberikan yang terbaik. sangat panjang karna saia sedang membaca buku jurnal nya,.. Shadow of the Almighty.. bagus banget!! walopun aga beraaat.... >_<.. tapi daleem.. 
oh ya.. 1 quote dari Jim yang sangat me-rhema buat saia :
He is no fool who gives what he cannot keep to gain what he cannot lose
- Jim Elliot
(bukanlah orang bodoh apabila seseorang menyerahkan apa yang tidak dapat disimpannya demi mendapatkan apa yang tidak mungkin bisa hilang/dismbil darinya)

Proses penyerahan,.. ato 'mengorbankan' sesuatu buat TUHAN,.. seringkali tidak dapat dimengerti oleh orang lain (sebuah kebodohan bagi dunia),.. namun apabila dipandang dari sudut kekekalan, itu bukan kebodohan..!! (hanya bagi mereka yang mempercayai janji Allah dan pengharaopan apa yang terkaandung di dalamnya... kata om paulus.. betull??hehe)

Prenz.. klo kalian ada menyerahkan hidup / keinginan / cita-cita / apapun... lalu dianggap bodoh / radikal / fanatik ato sia2... JANGAN GOYAH. STAND FIRM in HIM. selama kita rindu mengenal kehendakNya, dan kita dalam kehendakNya,.. tidak akan ada yang sia2..! =)

Jim Elliot bukan seorang bodoh ketika dia meninggalkan setiap 'peluang' 'kesempatan' masa depan, pekerjaan, dan potensi yang dia miliki dalam memenuhi panggilan TUHAN. sekalipun saat itu banyak orang yang menyayangkan keputusannya.. sekalipun.. hidupnya berakhir dengan tragis.. **secara manusia** namun pada akhirNya,.. TUHAN mengerjakan sesuatu yang besar melaluinya. sekalipun hidup yang singkat,..namun bermakna.. hidup yang singkat.. namun sangat berdampak.. kejadian ini terkadi kurang lebih 55tahun lalu. namun, sampai sekarang,.. Jim Elliot masih menjadi teladan. benar2 hidup yang bergema, yah! =) 

mari kita mencari tahu panggilan TUHAN dalam hidup kita ... tidak mengandalkan keuntungan kita. tidak berdasarkan apa yang kita mau. mencari, sampai mendapat. mengetuk, sampai dibukakan. berhumul, sampai menang. berperang, sampai akhir. mengikut TUHAN tidak mudah, namun apabila kita telah melihat sedikit saja dari kerinduan hatiNya,.. kita pasti akan dimampukan untuk mengatakan YA, terhadap setiap panggilanNya. kerinduan untuk menyenangkan hati sang Raja..

here i am,.. send me Lord.. and You can use me.. i am a clay,.. and You are the Potter..i am Your servant,..and You are the Master.. 

No comments:

Post a Comment