Diantara semua pencapaian yang dapat diwujudkan melalui iman yang sederhana kepada TUHAN, panti asuhan yang sangat besar (13 acre = 5,6 hektar) yang terletak di Inggris (Ashley Downs, Bristol). Ketika Tuhan menanamkan benih kerinduan di hatinya untuk membangun panti asuhan, ia hanya memiliki 2 shilling (50 sen) di kantongnya. Tanpa memberitahu orang lain setiap kebutuhannya, kecuali kepada TUHAN sendiri, 400.000 pounds ($7.000.000) dikirimkan untuk pembangunan dan perawatan rumah panti asuhan ini. Sebelum Ia meninggal, telah berdiri 5 gedung panti asuhan yang sangat besar yang terbuat dari Granit keras, yang dapat menampung 2.000 anak yatim piatu. Semenjak panti asuhan ini berdiri, TUHAN selalu mencukupkan kebutuhan makanan, sehingga mereka tidak pernah berkekurangan.
Pada saat George menginjak usia yang ke70 tahun, Ia memulai pelayanan pekabaran injilnya secara intensif. Ia menempuh perjalanan 200.000 mil (±517.998 km), ke seluruh dunia dan memberitakan injil di banyak kepulauan dan dalam berbagai macam bahasa. Sekali Ia berkotbah, terdapat 4.500-5.000 orang yang mendengarkan. Ia sempat melakukan perjalanan penginjilan keliling Amerika sebanyak 3 kali. Ia melanjutkan perjalanan misi dan penginjilannya sampai ia berusia 90 tahun. Diperkirakan selama 17 tahun pelayanan penginjilannya ia telah melayani 3.000.000 orang. Semua biaya perjalanannya adalah jawaban dari doa yang percaya kepada TUHAN yang mengutusnya.
Sejarah gereja modern mencatat nama George Müller sebagai tokoh iman yang luar biasa. Melalui hidupnya, karya dan kuasa Tuhan dinyatakan. Pada zamannya, pada abad ke-19, persoalan anak-anak yatim piatu merupakan masalah sosial yang serius di Inggris. Müller memulai karyanya pada April 1836, pada usianya yang ke-30. Ketika itu Müller mulai membangun panti asuhan bagi 30 anak yatim piatu. Tanpa dukungan dana yang tetap, panti asuhan kecil di kota Bristol ini mengundang perhatian banyak orang untuk melihat apakah Tuhan akan membiayai proyek ini. Apa yang terjadi?
Sejarah gereja modern mencatat nama George Müller sebagai tokoh iman yang luar biasa. Melalui hidupnya, karya dan kuasa Tuhan dinyatakan. Pada zamannya, pada abad ke-19, persoalan anak-anak yatim piatu merupakan masalah sosial yang serius di Inggris. Müller memulai karyanya pada April 1836, pada usianya yang ke-30. Ketika itu Müller mulai membangun panti asuhan bagi 30 anak yatim piatu. Tanpa dukungan dana yang tetap, panti asuhan kecil di kota Bristol ini mengundang perhatian banyak orang untuk melihat apakah Tuhan akan membiayai proyek ini. Apa yang terjadi?